Rabu, 23 November 2011

resensi



judul : The year I turnned 16

Pengarang
: Deeptha Khanna
Penerbit 
Tahun
: 2009
Genre 
: Teenlit
Tebal
: 208 Halaman 
ISBN
: 978-979-22-4426-7




Vinita Sharma mengemukakan kesehariannya dalam novel ini dengan gaya diary. Ringan, ceria, dan membuat kita merenung sesekali serta mengingat seperti apa masa remaja kita dahulu. Generasi kelahiran 70-an akan merasa "dekat" dengan karakter Vinita, sebab setting-nya menurut web resmi buku ini, adalah tahun 1991.
Vinita mengagumi Shah Rukh Khan yang waktu itu masih pemula di Bollywood, sehingga sembunyi-sembunyi menyimpan aneka aksesoris dalam boneka beruangnya. Tiap malam ia memimpikannya dan mengangankan menjadi mempelainya. Vinita tidak terlalu memperhatikan fisik, meski ia kecewa karena perhatian para cowok selalu jatuh pada Gargi, teman sebayanya.
Ketika seorang cowok Amerika bernama Marcus datang, hati Vinita mulai goyah. Urusan naksir-naksiran ini biasa tentu saja, dan tidak memakan terlalu banyak porsi buku sehingga The Year I Turned 16 tidak menjadi teenlit romance. Seperti kebanyakan remaja, ia juga perlu “curhat” dan mengalami keterkejutan-keterkejutan ketika beberapa hal berubah.
Daya tarik novel debut Deeptha Khanna (yang bermukim di Jakarta bersama keluarganya) ini terletak pada potret masa transisi masyarakat India yang mulai dilanda westernisasi.  Vinita bahkan terpaksa berseberangan dengan guru yang diidolakannya karena ia sulit menerima keinginan ibunya untuk bekerja dan tidak berkutat dengan urusan rumah tangga saja.
Terlepas dari alurnya yang agak lambat untuk ukuran buku remaja, The Year I Turned 16 mengandung banyak pelajaran. Cocok untuk ibu yang memiliki anak perempuan, untuk suami, ayah, dan para remaja sendiri yang mulai dihadapkan pada situasi “sulit” menuju gerbang kedewasaan. Nyaman dibaca karena font besar-besarnya, dihiasi foto-foto lucu, dan banyak pula mengupas masalah pelajaran sekolah. Jadi, siapa bilang fiksi remaja hanya berbicara soal ketertarikan pada lawan jenis?









Tidak ada komentar:

Posting Komentar